JAKARTA, Pilarnesia.com — Terdapat tiga tafsir di balik mencuatnya isu duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Seperti disampaikan Wakil Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08 Haris Rusly Moti yang mengungkapkan hal tersebut.
Pertama, ada upaya melakukan “belah bambu” terhadap koalisi Parpol pendukung Pak Prabowo yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Banyak pihak yang gagal memprediksi, mereka pikir dukungan kepada Pak Prabowo melemah pasca hengkannya PKB. Justru sebaliknya, dengan perginya PKB dan bergabungnya Partai Demokrat ke dalam KIM bersama Parpol lain yang sudah bergabung sebelumnya, makin memperkuat elektabilitas Pak Prabowo, juga semakin menyolidkan koalisi Parpol pendukung Pak Prabowo.
Operasi opini tersebut dilancarkan mungkin saja, maaf jika berprasangka buruk, dimaksudkan untuk menciptakan keragu-raguan untuk tujuan memecah belah komitmen dari koalisi Parpol yang mendukung Pak Prabowo sebagai Calon Presiden.
Jika diperhatikan dari opini yang dikembangkan seakan Pak Prabowo akan ditempatkan menjadi Cawapres nya Mas Ganjar, padahal seluruh Parpol yang tergabung di dalam KIM itu berkomitmen untuk mengusung Pak Prabowo sebagai Capres, dan bukan sebagai Cawapresnya Capres siapapun.
“Jika benar ada niat buruk seperti itu, dipastikan tujuan dari operasi tersebut tidak akan terwujud. Saat ini partai politik yang tergabung di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), justru makin solid dan kuat mengusung dan bertekad Insya Allah memenangkan Pak Prabowo sebagai Presiden RI ke 8 di Pilpres 2024 dalam satu putaran”. Soliditas Parpol yang tergabung di KIM tidak akan terganggu oleh operasi psikologis untuk merusak dan memecah belah KIM.
“Demikian juga ratusan komunitas relawan yang telah mendaftar dan mendaklarasikan mendukung Pak Prabowo makin solid dan bertekad memenangkan Pak Prabowo sebagai Presiden RI ke 8 di Pilpres 2024 dalam satu putaran”.
Kedua, adanya kepanikan di kubu pendukung Capres tertentu yang tidak ikhlas menyaksikan makin kuat dan solidnya Kaolisi Indonesia Maju (KIM). Ditambah lagi elektabilitas Pak Prabowo yang meningkat tajam setelah Koalisi Indonesia Maju (KIM) tampil solid dan kuat dengan visi kebangsaan dan kerakyatan. KIM juga “berkomitmen menjaga kesinambungan pembangunan dan menyempurnakan yang sudah dicapai”.
Tampaknya ada kepanikan dari pihak pendukung Capres tertentu sehingga muncul reaksi dengan operasi opini untuk “men-downgrade” sosok Pak Prabowo bukan sebagai Capres, tapi sebagai Cawapres.
Ketiga, namun kami juga tetap berprasangka baik, mungkin saja ada niat baik untuk memperkuat dan mempersatukan elemen dan komponen yang mempunyai kesamaan visi kebangsaan, yaitu dengan mempersatukan sosok senior sarat pengalaman seperti Pak Prabowo sebagai Capres dengan sosok junior seperti Mas Ganjar sebagai Cawapres. “Tentu patut diapresiasi jika benar ada niat baik dan mulia seperti itu”.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.