SERANG, Pilarnesia.com — Pengamalan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila harus bisa menjadi sarana untuk menopang kokohnya integrasi negara kesatuan republik Indonesia. Kita semua sebagai warga negara Indonesia diharapkan mampu menghayati, mengimplementasi dan mengamalkan dasar serta nilai-nilai Pancasila demi kokohnya integrasi NKRI.
Pancasila yang merupakan ideologi bangsa, dasar negara sekaligus sebagai pandangan hidup mempunyai nilai nilai yang perlu diamalkan sehingga keberadaannya bukan hanya sekadar simbol atau jargon belaka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Berdiri kokohnya NKRI pada akhirnya berpulang pada apakah kita masih bersedia untuk mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara,” kata anggota MPR dari Fraksi Gerindra , H. Desmond J. Mahesa , Rabu (23/03/22) dikediamannya yang menjadi rumah aspirasi yang beralamat di Komplek Depag Ciwaru, Cipocok, Kota Serang, Banten.
Pertemuan dalam rangka sosialisasi empat pilar Pancasila ini dihadiri oleh kader partai, tokoh masyarakat dan warga masyarakat dari Kabupaten Serang yang kebetulan diundang hadir di rumah aspirasi H. Desmond J. Mahesa, SH.MH.
Dalam rangka sosialisasi ini, anggota MPR RI ini menyampaikan bahwa masyarakat suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia, pastilah menginginkan terwujudnya integrasi bangsanya. Integrasi bangsa sangat diperlukan oleh negara Indonesia karena dari integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang akan terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun Indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi Indonesia adalah negara yang satu yang memiliki satu tujuan yaitu untuk memakmurkan negara Indonesia dan memberikan perubahan yang baik bagi masyarakat yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita juga perlu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan agar kita dapat terhindar dari berbagai konflik yang akan menimpa di luar sana sehingga eksistensi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tetap terjaga “ jelasnya. “Namun, dalam kenyataannya yang terjadi justru gejala disintegrasi yang seringkali melanda. Disintegrasi memiliki banyak macam, misalkan pertentangan fisik, tawuran, perkelahian, revolusi, kerusuhan, bahkan perang antar suku, ras dan agama (Sara).”, imbuhnya.
Ia mencontohkan adanya tawuran antar para pelajar yang sering kita lihat beritanya di media massa atau pernah pula terjadi perang antar kampung yang melibatkan warga yang berbeda suku dan agamanya.
Secara rinci ini menguraikan faktor faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya disintegrasi bangsa dimana diantaranya adalah :kurangnya toleransi antar golongan, kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogeny, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar dan danya ketidakpuasan terhadap ketimpangan hasil-hasil pembangunan.
“Kalau disimpulkan munculnya masalah masalah tersebut karena nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila mulai sila pertama sampai sila kelima tidak diamalkan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari hari sehingga berimplikasi pada adanya munculnya masalah masalah ini dalam kehdidupan kita berbangsa dan bernegara”, paparnya.
Selanjutnya ia menjelaskan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila mulai sila pertama hingga sila kelima serta bagaimana memaknai dan mengamalkannya. Sila Pertama — Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita sebagai umat beragama wajib untuk memuliakan Tuhan sebagai pencipta yang baik, menjaga toleransi antar masyarakat yang berbeda agama, dan tidak memaksa orang lain untuk memeluk agama yang dianutnya.
Sila Kedua — Kemanusiaan yang Adil dan Beradap. Memperlakukan sesama manusia yang memiliki harkat dan martabat mulia dan hak serta kewajiban asasi. Kita harus mewujudkan sikap yang adil dan beradap. Seperti menghargai pendapat orang lain, menghormati hak orang lain, bertindak adil, mencintai satu sama lain, dan selalu bersikap santun kepada siapa saja.
Sila Ketiga — Persatuan Indonesia. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Agar terciptanya persatuan maka perlu kita untuk menghargai perbedaan, bangga akan karya bangsa, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila Keempat — Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Turut serta dalam kehidupan politik, agar dapat mengamalkan musyawarah dan mufakat, saling menghormati dan menghargai setiap keputusan yang telah disepakati bersama.
Sila Kelima — Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan, sikap adil sesama manusia, menyerasikan antara hak dan kewajiban dalam masyarakat, mengembangkan sikap kedermawanan kepada sesama makhluk hidup, dengan cara saling berbagi dan tolong menolong.
“Insya Allah nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagaimana termaktub dalam butir butir sila Pancasila tersebut dapat kita amalkan bersama akan tercapai kokohnya integrasi bangsa Indonesia. Kokohnya integrasi bangsa pada akhirnya akan membantu tercapainya tujuan negara”, demikian menutup uraiannya.