JAKARTA, Pilarnesia.com — Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengaku tidak pernah terpikir untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Hal itu ia sampaikan dalam merespons isu reshuffle atau perombakan kabinet yang mencuat belakangan ini. “Reshuffle itu memang (hak) prerogatif dari Presiden yang kita harus hormati, tetapi tidak terlintas sedikit pun di pikiran saya untuk kemudian menjadi Menko Polhukam,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip dari keterangan video, Senin (13/9/201).
Ketua Harian Partai Gerindra ini mengatakan, ia masih mengemban tanggung jawab besar sebagai pimpinan DPR. Menurut dia, tugas pimpinan DPR juga tidak mudah, khususnya dalam mengawasi kebijakan pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19. “Ini sebagai pimpinan DPR saja kita sudah berat tanggung jawabannya, saya hanya menjalankan amanat sebagai pimpinan DPR terutama pada saat-saat berat ini,” ucap dia.
Isu reshuffle kabinet kembali mencuat setelah Parat Amanat Nasional (PAN) bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah. Dikutip dari Tribunnews.com, Relawan Presiden Joko Widodo, Jokowi Mania, memunculkan isu reshuffle yang akan dilakukan pada awal Oktober 2021. “Selambat-lambatnya awal Oktober. Saya dapat info ter-update,” kata Ketua Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, kepada Tribunnews.com, Rabu, (8/9/2021).
Secara terpisah, Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyebutkan, Sufmi Dasco Ahmad layak menjadi Menko Polhukam. “Pantas (Sufmi Dasco Ahmad) menjadi Menkopolhukam karena pengalaman politik dan hukumnya,” kata Jerry dalam keterangannya, Minggu (12/9/2021), dikutip dari Tribunnews.com. Senada dengan Jerry, Pengamat politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menilai sosok Dasco tepat untuk mengisi jabatan Menko Polhukam karena tidak suka kegaduhan. “Sufmi Dasco cocok, karena dia tipe yang tidak suka buat gaduh,” kata Igor.