SERANG, Pilarnesia.com — Indonesia selama ini dikenal sebagai negara plural yang terdiri atas 14.572 pulau, 1.340 jenis suku, enam agama, dan 742 bahasa. Mengatur satu agama dan satu suku mungkin mudah, akan tetapi mengatur banyak suku dan agama adalah suatu hal yang sulit.
“Setiap agama memiliki kepercayaan masing-masing, begitu juga setiap suku, memiliki adat istiadat masing-masing pula. Berbicara tentang keberagaman atau pluralitas, banyak cendekiawan yang pemikirannya mengusung tentang pentingnya merawat pluralitas”, demikian disampaikan oleh anggota MPR dari Fraksi Gerindra , H. Desmond J. Mahesa , Kamis (10/06/21) dikediamannya yang menjadi rumah aspirasi yang beralamat di Komplek Depag Ciwaru, Cipocok, Kota Serang, Banten.
Sosialisasi yang dilakukan ditengah pandemi virus corona ini dilaksanakan secara ketat mematuhi protokoh kesehatan, dengan mengambil tema sosialisasi : “ Merawat Kebhinekaan Sebagai Sarana untuk Menjaga Tetap Utuhnya NKRI”.
Pesan tentang pentingnya merawat kebhinekaan demi tetap utuhnya NKRI tersebut di sampaikan oleh wakil rakyat dari Dapil II Banten pada sat sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dihadiri oleh warga dan tokoh masyarakat dari Kabupaten Serang.
Menurut H. Desmond, dari sekian banyak tokoh nasional yang paling terkenal pemikirannya soal kebhhinekaan adalah KH Abdurrahman Wahid atau panggilan akrabnya Gus Dur. Adapun pemikirannya, semua manusia sama, tak peduli mana asal-usulnya, apa jenis kelaminnya, warna kulitnya, suku, dan kebangsaanya.
Anggota MPR RI asal daerah pemilihan Banten 2 (Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon ) dari Fraksi Gerindra ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus memahami keberagaman yang ada dan harus merawatnya, yaitu dengan mempunyai sikap egaliter dan toleran. Karena negara Indonesia adalah negara yang plural, sudah sepantasnya masyarakat Indonesia menjaga keutuhan NKRI.
“Adapun upaya menyelesaikan permasalahan keberagaman dapat dilakukan dengan menjunjung tinggi Pancasila dan merealisasikan nilai-nilainya. Dengan demikian, sikap saling menghargai, egaliter, dan toleran harus dimiliki seluruh warga Indonesia”, ungkapnya.
Mengakhiri uraiannya pada sambutan sosialisasi empat Pilar Kebangsaan ini, wakil rakyat dari Dapil II Banten ini menyampaikan pesan pesan yang bernuanasa filosofis. Menurutnya perbedaan adalah suatu keberagaman, yang bisa kita lakukan adalah menerima perbedaan tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan.
“Perbedaan bukan justru kita jadikan sumber konflik melainkan sebisa mungkin kita jadikan tolak kekuatan untuk membangun kehidupan yang harmonis, damai dan penuh toleransi. Sehingga kedamaian di dunia bisa betul-betul terwujud”, demikian pesannya mengakhiri sambutannya.