JAKARTA, Pilarnesia.com — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu dengan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.
Pertemuan berlangsung di Kementerian Pertahanan RI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (11/6/2021).
Pertemuan tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni
“Perkuat diri membangun negeri. Bersama Pak Prabowo Subianto, Bu Connie Rahakundini Bakrie, and Bro Ahmad Sahroni,” tulis Dasco yang diterima wartawan, Jumat (11/6/2021).
Namun Dasco tak menjelaskan detail isi pertemuan tersebut.
Ketua Harian DPP Gerindra itu menyebut pertemuan itu sebagai bentuk memperkuat diri membangun negeri.
Connie sebut Mr M sebagai Mafia Alutsista
Sebelumnya, Connie Rahakundini Bakri menyebut sosok berinisial M menjadi mafia bisnis dalam pengadaan alutsista TNI.
Ia pun sempat menyinggung proyek kendaraan taktis (rantis) Maung.
“Terkait beredarnya Mr M atau mafia dalam upaya modernisasi alutsista dan atau MRO diakui keberadaannya juga oleh para tokoh antara lain anggota DPR RI Komisi I Bapak M. Farhan, Mantan KaBAIS Bapak S. Ponto, dan Deputy V KSP,” ungkap Connie dikutip dari video Instagram pribadinya.
Menurutnya mengungkap mafia tersebut bukan ranah dirinya, namun ada pada Kementerian Pertahanan dan KPK.
“Maka menjadi tugas Kemhan bersama sama KPK dan aparat terkait untuk menggunakan seluruh perangkat yang dimiliki untuk membuka siapa saja Mr M dimaksud. Sekali lagi ya paka membuka siapa saja bukan tugas akademisi intelektual, saya gak punya pernagkat itu,” kata Connie.
Merespons hal itu, Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan Prabowo sangat berterimakasih bila pengamat militer Connie Rahakundini menyebutkan dan membuka sosok mafia alutsista yang disebut “Mister M
“Bila perlu laporkan tindakan yang bersangkutan ke KPK atau kepolisian. Jangan sampai sekedar menjadi rumor dan fitnah,” kata Dahnil, Senin (10/5/2021).
Selain itu, kata Dahnil, Prabowo juga mendorong Connie mengungkap Jenderal yang disebut-sebut “bermain” dalam “industri pertahanan bayangan”.
Apalagi, kata dia, Connie menyebutkannya dengan embel-embel dan tidak memperoleh pengetahuan yang cukup terkait itu.
“Kasihan banyak jenderal yang baik-baik di Kemhan dan TNI yang menginginkan perubahan mendasar dan menguatkan pertahanan RI menjadi lebih baik, namun menjadi korban tuduhan dan rumor yang disampaikan oleh Bu Connie,” kata Dahnil.