JAKARTA, Pilarnesia.com — Menanggapi pertemuan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco dengan Natalius Pigai dan Abu Janda yang lagi viral dibicarakan di media sosial, Sekjen Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (PP GEKIRA) Nikson Silalahi menyatakan apresiasi terhadap Sufmi Dasco.
“Apa yang dilakukan Ketua Harian Sufmi Dasco sungguh tepat, peran sebagai juru damai anak bangsa yang dilakukan oleh beliau sepantasnya kita apresiasi baik,” kata Nikson kepada awak media di Jakarta, Selasa (09/2/2021).
Menurut Nikson yang juga salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI), membiarkan anak bangsa terjebak dalam perang kata di medsos bahkan menjurus kepada pertikaian hanya menambah kegaduhan yang tidak produktif di saat negara membutuhkan soliditas kita semua menghadapi pandemi covid-19 dan persoalan lainnya.
Pertemuan yang difasilitasi Sufmi Dasco itu menuai ragam tanggapan di media sosial, bahkan beberapa netizen mencibir langkah yang dilakukan Sufmi Dasco hanya dalam rangka mencari panggung pencitraan.
Menanggapi hal ini, Nikson mengatakan kurang sepakat.
“Dalam posisi sebagai pimpinan DPR dan Ketua Harian Partai Gerindra, kurang besar apalagi panggung untuk seorang Sufmi Dasco,” jelas Nikson menanggapinya.
Ia menjelaskan setiap anak bangsa sesungguhnya punya tanggung jawab merajut persatuan dan kesatuan. Partai Gerindra dibawah pimpinan Ketua Umum Prabowo Subianto selalu bertekad menjadi bagian dari solusi untuk memastikan persatuan Indonesia yang menjadi salah satu Sila dari Pancasila.
Oleh karena itu, menurut Nikson, tindakan yang dilakukan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco sejalan dengan arahan Prabowo Subianto yang selalu mengingatkan kader Gerindra untuk tidak terjebak upaya-upaya pihak tertentu untuk melakukan kegaduhan dan niat memecah belah anak bangsa.
“Seribu kawan terlalu sedikit tetapi satu musuh terlalu banyak. Hindari ujaran kebencian, upayakan perdamaian,” demikian kata Nikson ajakan Prabowo Subianto berulangkali disampaikan di dalam pidato-pidatonya terutama di kalangan kader Partai Gerindra.
Nikson menambahkan sudah saatnya setiap anak bangsa hari ini ‘move on’ dari perasaan benar sendiri/kelompok dalam menyikapi berbagai fenomena di negeri ini. Kebebasan berbicara atau menyampaikan pemikiran melalui tulisan hendaknya digunakan secara bijak, dan bertanggungjawab.
Di sisi lain, sambung Nikson, perlakuan dari para penegak hukum terhadap setiap orang yang menggunakan hak bicaranya harus adil dan tidak menggunakan standar ganda.
Nikson yang lahir di kota Kopi Sidikalang, mengutip perumpamaan suku batak yang menurutnya relevan untuk direnungkan sebagai anak bangsa yang bertanggungjawab untuk memastikan tetap utuhnya NKRI.
Perumpamaan tersebut berbunyi, “Tingko bulung ni jior, Tingkoan bulung ni bane-bane, Tingkos hata tigor, Tingkosan do hata dame.”
Terjemahan bebasnya seperti ini, “Adalah baik kata yang mengandung kebenaran, Lebih baik lagi Kata yang mendatangkan kedamaian.”