JAKARTA, Pilarnesia.com — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memprediksi penjualan mobil di dalam negeri bisa meningkat 40 persen per bulan setelah kebijakan relaksasi PPnBM diberlakukan pada Maret 2021.
Menteri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga sudah menjelaskan kebijakan relaksasi PPnBM pada jenis mobil sedan dan 4×2 dengan mesin di bawah 1.500 cc akan diterapkan selama sembilan bulan sejak Maret. Relaksasi ini dibagi per tiga bulan dengan jumlah pemotongan PPnBM yang berbeda-beda.
Pada Maret – Mei relaksasi sebesar 100 persen, lalu 50 persen pada Juni – Agustus, dan 25 persen pada September – November.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan semasa tiga bulan pertama lonjakan angka penjualan diperkirakan bisa mencapai 60-70 ribu unit per bulan. Dia mengatakan pada 2020 penjualan mobil di dalam negeri turun menjadi 50 ribu unit per bulan karena pandemi Covid-19.
“Perkiraan kami, Maret, April, Mei ini angka bisa meningkat dari 50 ribu per bulan mungkin bisa sampai 60-70 ribu unit. Mungkin ada peningkatan 40 persen karena itu memang segmen terbesar mobil-mobil yang akan diberikan stimulus itu,” ucap Jongkie dalam wawancara yang disiarkan CNNIndonesia TV, Senin (15/2).
Bukan hanya meningkatkan penjualan, Jongkie yang menganggap relaksasi PPnBM sebagai ‘kabar gembira’ ini juga berharap stimulus dapat mengamankan industri dalam negeri yang termasuk produksi mobil dan komponen.
Pada tahun lalu Jongkie menyatakan wholesales mobil turun sekitar 48 persen, ritel jatuh 44 persen, dan produksi dalam negeri terjun 44 persen. Pada tahun ini, sebelum ada wacana relaksasi PPnBM, penjualan ditargetkan 750 ribu unit, naik 45 persen dibanding hasil 2020.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor otomotif penting buat perekonomian negara sebab melibatkan banyak sektor pendukung, punya nilai tambah rata-rata Rp700 triliun, dan disebut 91,6 persen pasar otomotif dipasok industri lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri 60-70 persen.
Pada 2019, produksi mobil di dalam negeri mencapai 1.286.848 juta unit, sementara angka penjualan retail domestik 1.043.017 dan ekspor CBU 332.023 unit.
“Kembali ke produksi mendekati 1 juta unit produksi,” kata Agus menjelaskan dampak pajak mobil baru nol persen seperti diberitakan Antara, Kamis (11/2)