JAKARTA, Pilarnesia.com — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung. terkait isu kudeta. Dalam video berdurasi sekira 30 menitan, Presiden keenam RI itu sempat menuduh Kepala KSP, Moeldoko ingin merebut Demokrat tanpa sepengatahuan Presiden Jokowi.
Ibarat ‘berbalas pantun’, pernyataan SBY pun ditanggapi Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu mengira masalah internal PD sudah selesai. Tapi ternyata belum. Moeldoko pun seakan tidak terima dengan tuduhan tersebut, dan menyatakan selama ini dirinya diam, sehingga jangan menekan-nekan dirinya.
SBY bahkan bersumpah, dirinya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan siap menjadi benteng untuk menghadapi siapapun yang hendak mengganggu Partai Demokrat.
“Insya Allah sepanjang hayat dikandung badan, saya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai ini menghadapi siapapun yang mengganggu, merusak, merebut dan menghancurkan partai kita. Ini sumpah saya. Sumpah dan kesetiaan saya di hadapan Tuhan YME,” tegasnya.
SBY kemudian menyinggung secara spesifik soal upaya kudeta terhadap kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Merespons updaya kudeta itu, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menegaskan Partai Demokrat tidak untuk dijual.
“Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli partai Demokrat saya katakan dengan tegas dan jelas Partai Demokrat nor for sale. Partai kami bukan untuk diperjual belikan meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi, kami tidak tergiur dengan uang anda berapapun besarnya,” ujarnya.
SBY menyebut gerakan kudeta oleh pejabat penting di Pemerintahan Jokowi itu bakal digunakan untuk pencalonan Pilpres 2024.
“Saya tidak percaya orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat dan kebetulan memiliki jabatan penting di pemerintahan itu sungguh mencintai partai. Yang dia inginan hanya kekuasaan semata. Kekuasaan yang hendak digunakan untuk maju Pilpres 2024,” ucapnya.
SBY kemudian mengapresiasi langkah AHY yang merespons cepat upaya kudeta itu termasuk dengan mengirim surat ke Presiden Jokowi.
Ia juga secara jelas menyebut nama Kepala Staf Presiden Moeldoko.
“Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden jokowi. Saya juga yakin Jokowi punya integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu,” ujarnya.
SBY mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko telah menggangu dan merugiakan nama baik Jokowi.
SBY juga meyakini, sejumlah pejabat di Kabinet Jokowi yang disebut-sebut terlibat hanyalah klaim semata.
“Partai Demokrat meyakini yang dilakukan Moeldoko itu sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau. Sementara itu, saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Mahfud MD, dan Menkumham Yasonna Laoly juga dicatut namanya.”
“Demikian juga nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan KaBIN Jenderal Budi Gunawan yang juga disebut-sebut namanya. Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul betul tidak tahu menahu dan tidak masuk diakal mengganggu Partai Demokrat,” bebernya.
Dalam pidatonya, SBY juga merespons pernyataan Mensesneg Pratikno yang menyebut apa yang terjadi di internal Demokrat sebagai persoalan internal.
SBY menyatakan, gerakan kudeta itu bukanlah persoalan internal karena melibatkan orang luar yaang merupakan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.
Meski sudah diungkap, lanjut SBY, gerakan kudeta itu tidak berhenti.
“Setelah diungkap, apakah pelaku gerakan mengentikan gerakannya? Ternyata tidak. Saya telah mendapat laporan resmi dari pimpinan partai dan juga mendapatkan informasi dari daerah bahwa segelintir kader dan mantan kader pelaku gerakan itu masih bergerak di lapangan. Sembunyi-sembunyi, kucing-kucingan,” ujar dia.
Karena itu, lanjut SBY, dirinya menyatakan bakal turun gunung untuk menghentikan gerakan itu.
“Itulah sebabnya, meskipun sejak Kongres 2020 lalu saya tidak aktif lagi dalam kegiatan sehari-hari partai namun kali ini, menghadapi gerakan ini sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai saya harus turun gunung,” ungkapnya.