JAKARTA, Pilarnesia.com — Pandemi Covid-19 telah memberikan guncangan hebat bagi dunia anak Indonesia. Menurut data yang dilansir oleh Pandemic Talks pada bulan September 2020 lalu, kasus Covid-19 pada anak di Indonesia tembus 15.677 kasus. Jumlah ini terbilang tinggi bila dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia (9.559 kasus) dan Thailand (3.447 kasus). Dan yang paling mengkhawatirkan, untuk bayi usia 0-1 tahun yang terinfeksi Covid-19, sebanyak 1.851 bayi. Jumlah ini termasuk sangat tinggi.
Di samping data mengenai anak-anak yang menjadi korban Covid-19 di atas, menurut KPAI dampak lain seperti kekerasan (seksual, verbal dan fisik) terhadap anak, kasus prostitusi anak, eksploitasi anak dan pernikahan anak pun marak terjadi selama Pandemi ini. Dan yang tak kalah krusialnya adalah dampak psikologis yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang bisa memicu trauma, depresi, ketakutan dan kecemasan pada diri anak.
Sepanjang Pandemi Covid-19 menghantam bangsa, organisasi kepemudaan Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) Cabang Kota Bogor telah menginisiasi sejumlah kegiatan yang bertujuan untuk meminimalisir sejumlah dampak psikologis pada diri anak, khususnya bagi pelajar selama Covid-19. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kader-kader PERISAI Kota Bogor ini terdiri dari kegiatan yang bermuatan healing (pemulihan mental) seperti kegiatan Melukis dan menulis. Selain itu PERISAI Kota Bogor juga mengadakan kegiatan edukasi seperti webinar tentang bahaya Covid-19 dan juga Webinar tentang nasib anak selama pandemi. Dan pasca kegiatan ini, masih banyak kegiatan yang kurang lebih memiliki substansi dan spirit yang sama yang akan diselenggarakan.
Perisai Kota Bogor sadar bahwa selama Pandemi mengguncang negeri ini, hak-hak anak seperti pengasuhan, kesehatan dan pendidikan harus terpenuhi. Hal itu diperkuat oleh argumentasi Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pengasuhan Rita Pranawati, di mana menurutnya pada situasi pandemi corona virus seperti saat ini, yang paling penting bagi anak adalah mengenai pendidikan dan pengasuhan. Menimbang hal tersebut, sepanjang kegiatannya, kader-kader Perisai Kota Bogor bersama sejumlah stakeholder pemerintah seperti Dinas Pendidikan telah melibatkan ratusan pelajar, mahasiswa dan masyarakat dalam kegiatannya. Hasilnya, lebih dari 50 karya lukis anak bertema Covid-19 berhasil dilelang untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Dan yang terbaru, kegiatan literasi menulis cerpen pun berhasil dilaksanakan. Tercatat 93 pelajar dari 30 lebih SMP terlibat dalam kegiatan literasi menulis Cerpen anak yang bertemakan Covid-19. Dua kegiatan tersebut berhasil dirangkum dan dibukukan oleh Kader-kader PERISAI Kota Bogor. Rencananya buku itu akan dicetak secara massal dan akan dibagikan ke seluruh sekolah dan perpustakaan yang ada di Kota Bogor. Dan di balik suksesnya kegiatan tersebut, terdapat sosok yang sangat peduli dengan apa yang digagas oleh PERISAI Kota Bogor. Dia adalah Dr. Sufmi Dasco Ahmad yang merupakan Wakil Ketua DPR RI saat ini.
Kepedulian Dr. Sufmi Dasco Ahmad terhadap nasib anak-anak bangsa ini patut diacungi jempol. Pasalnya upaya untuk menanggulangi dampak psikologis yang disebabkan oleh Pandemi ini relatif kurang mendapat perhatian. Umumnya masyarakat dan pemerintah terkonsentrasi pada persoalan kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Sedangkan dampak psikologis seperti trauma, depresi dan kecemasan yang menghantam dunia anak sedikit mendapat perhatian. Padahal dampak traumatik ini cukup serius dan berpotensi menjurus kepada menurunnya kualitas generasi bangsa kita kelak bila tidak ditanggulangi secepat mungkin. Menurut Sigmund Freud, emosi yang tidak terekspresikan tidak akan pernah mati. Mereka dikubur hidup-hidup dan akan tampil kelak dengan cara yang lebih buruk. Dan kita sebagai manusia dewasa, memiliki tanggung jawab atas persoalan ini.
Dalam buku kompilasi cerpen dan lukisan anak yang mengusung tema “Berkisah Di Tengah Wabah” ini, Dr. Sufmi Dasco memberikan kata pengantar yang sangat bagus dalam menyikapi kondisi psikologis anak-anak selama Pandemi Covid-19 ini. Dia menyebut bahwa kegiatan semacam Art Healing atau Trauma Healing seperti menulis dan melukis ini patut dijadikan referensi bagi yang lain, khususnya bagi pemerintah. Dengan adanya kegiatan ini kita bisa lebih mudah menyampaikan pesan-pesan bahaya Covid-19 ke dalam dunia anak. Selain itu menurutnya kegiatan ini cukup efektif untuk mewadahi emosi anak selama di rumah, menguatkan imunitasnya dan sekaligus mewadahi kreatifitas mereka selama Pandemi.
Sebagai penulis sekaligus ketua umum PerisaiI Kota Bogor, saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas apresiasi yang telah diberikan oleh tokoh nasional seperti Dr. Sufmi Dasco Ahmad. Besar harapan kami kelak bisa bersilaturahmi, berkolaborasi, dan juga menyerahkan sepasang buku kumpulan cerpen dan lukisan anak. Terima kasih Pak Doktor. Semoga Tuhan balas segala kebaikan yang telah telah diperbuat.