JAKARTA, Pilarnesia.com — Perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca mengatakan akan segera bekerja sama dengan Institut Gamalaye, Rusia pengembang vaksin Sputnik V untuk menyelidiki kemungkinan menggabungkan dua vaksin mereka.
AstraZeneca mengatakan pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah menggabungkan suntikan kedua jenis vaksin mereka akan meningkatkan kekebalan terhadap infeksi virus corona.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Gamaleya mendekati AstraZeneca melalui Twitter akhir bulan lalu. Pihaknya menanyakan apakah mereka harus mencoba menggabungkan dua vaksin berbasis virus flu biasa tersebut untuk meningkatkan kemanjuran.
Dilansir CNBC, Russian Direct Investment Fund, yang mendanai pengembangan Sputnik V, mengatakan uji klinis vaksin AstraZeneca yang dikombinasikan dengan vaksinnya akan dimulai pada akhir bulan.
Kerja sama antara AstraZeneca dan Gamaleya kemungkinan akan dilihat sebagai mosi percaya pada vaksin Sputnik V.
“Keputusan AstraZeneca untuk melakukan uji klinis menggunakan salah satu dari dua vektor Sputnik V untuk meningkatkan kemanjuran vaksinnya sendiri merupakan langkah penting untuk menyatukan upaya memerangi pandemi,” kata CEO Russian Direct Investment Fund, Kirill Dmitriev, dalam sebuah pernyataan.
“Kami menyambut baik dimulainya tahap baru kerjasama antar produsen vaksin ini. Kami bertekad untuk mengembangkan kemitraan ini di masa depan dan memulai produksi bersama setelah vaksin baru menunjukkan kemanjurannya dalam uji klinis,” imbuhnya.
Sementara pernyataan dari AstraZeneca mengatakan bahwa pihaknya “dan Gamaleya Research akan segera mulai mengeksplorasi untuk memahami apakah dua vaksin berbasis adenovirus itu dapat berhasil digabungkan”.
“Menilai berbagai jenis kombinasi vaksin Covid-19 dapat membantu membuka sinergi dalam perlindungan dan meningkatkan aksesibilitas vaksin dan dapat memberikan pendekatan tambahan untuk membantu mengatasi virus mematikan ini,” ujarnya seperti dikutip dari Moscow Times
“Mungkin juga kombinasi vaksin dapat meningkatkan kekebalan dalam jangka waktu yang lebih lama,” tambahnya.
Lebih lanjut, tanpa memberikan kerangka waktu, AstraZeneca mengatakan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas akan didaftarkan dalam program uji coba.
Pada Selasa (8/12) pekan lalu, AstraZeneca dan Oxford University selaku pengembang vaksin AZD1222 menjadi pembuat vaksin pertama yang menerbitkan data uji klinis tahap akhir dalam jurnal ilmiah.
AstraZeneca dan Oxford University selaku pengembang vaksin AZD1222 menjadi pembuat vaksin pertama yang menerbitkan data uji klinis tahap akhir dalam jurnal ilmiah.
Vaksin tersebut juga lebih murah daripada yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson&Johnson.
Sementara itu, vaksin Sputnik V Gamaleya masih dalam uji klinis pasca-pendaftaran yang melibatkan 40 ribu relawan. Gamaleya berjanji untuk mempublikasikan hasil sementara pada bulan ini, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas keamanan dan standar buruk di bawah pengawasan ketat Kremlin.
Analisis ahli dari lembaga kesehatan masyarakat yang dikelola pemerintah Rusia menunjukkan Sputnik V menjadi 96,2 persen efektif setelah suntikan kedua.