JAKARTA, Pilarnesia.com — Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Keuangan, Purwanto menjelaskan biaya untuk kebijakan bantuan kuota data internet sudah disetujui.
Ia menuturkan, berdasarkan kesepakatan telah ditetapkan bantuan kuota internet akan diberikan untuk pendidik dan peserta didik selama empat bulan ke depan.
Penetapan anggaran itu, kata dia, diserahkan langsung kepada Kemendikbud dan para operator seluler yang akan menjalaninya hingga Desember tahun ini.
Purwanto mengatakan, Kemendikbud telah mengkoordinasikan dengan operator seluler agar harga yang diterima kementerian sesuai dengan identitas kegiatan dan dianggap wajar.
“Jika bisa, harga yang diberikan tidak terlalu ketat seperti harga pasaran,” katanya, Selasa (29/9/2020).
Dirinya meyakini kebijakan ini memiliki manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
“Testimoni dari guru dan orang tua siswa di lapangan atau bahkan media massa juga memiliki laporan tersendiri dapat menghubungi Kemendikbud untuk diatasi segera,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kapusdatin Kemendikbud Hasan Chabibie memastikan bahwa akuntabilitas dan transparansi program bantuan ini senantiasa diutamakan.
“Dari awal program ini dan di setiap langkah, kami berkoordinasi dengan BPKP, KPK, dan juga aparat pengawasan internal kami yaitu Inspektorat Jenderal”, jelas Hasan.
Lebih jauh, ia mengatakan Kemendikbud mengundang partisipasi seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mengawasi jalannya program ini.
“Tidak ada sepeser pun uang rakyat yang akan disia-siakan”, tegasnya.
Adapun bantuan ini disalurkan langsung ke nomor-nomor ponsel yang telah terdaftar pada sistem Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) untuk jenjang PAUD dan Dikdasmen.
Operator sekolah memasukkan nomor ponsel siswa dan guru ke Dapodik. Untuk jenjang pendidikan tinggi, pengelola PD Dikti di masing-masing perguruan tinggi menginput nomor ponsel mahasiswa dan dosen ke PD Dikti.
Target penerima bantuan kuota data internet kemendikbud sebanyak 50,7 juta peserta didik dan 3,4 juta pendidi, serta sebanyak 5,1 juta mahasiswa dan 257.217 dosen.
Jenis bantuan yang tersebar yakni untuk SD, SMP, SMA, SMK, PAUD, Kesetaraan, SLB, mahasiswa vokasi, mahasiswa akademi, guru, serta dosen.