JAKARTA, PILARNESIA.com — Satgas Lawan Covid 19 DPR RI dalam melawan wabah Covid 19 saat ini sedang menjadi perbincangan hangat di media. Beberapa tindakan yang telah dijalankan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Salah satunya adalah pendistribusian bantuan ke berbagai rumah sakit.
Selain menyerahkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD), alat rapid test, dan masker, Satgas juga memberikan bantuan berupa obat herbal bernama “Herbavid 19” yang diklaim mampu mengobati pasien Covid-19.
Masyarakat mempertanyakan obat herbal Herbavid 19 yang diberikan oleh Satgas Lawan Covid 19 DPR tersebut terkait izin edar dan bahan yang dipakai dalam pembuatan obat herbal tersebut. Menjawab tudingan itu, Ketua Satgas Covid 19 DPR Sufmi Dasco Ahmad yang juga merupakan Dewan Pembina Pengobat Tradisional Interkontinental Indonesia itu mengatakan bahwa Herbavid 19 diracik dengan menggunakan bahan-bahan yang sebagian besar berasal dari Indonesia dan diproduksi oleh industri lokal dengan merujuk pada publikasi jurnal ilmiah internasional.
Dasco, yang pernah terpapar Covid 19 dan saat ini telah sembuh, mengaku bahwa ia minum ramuan itu secara rutin selama isolasi mandiri. Ia juga berjanji setelah sembuh akan ikut membantu semaksimal mungkin pasien-pasien positif Corona.
“Saya bernazar saja kalau sembuh ya kita mau bagi-bagi gratis. Ini saya ada stok untuk 3000 pasien” terang Dasco.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Imanuel Cahyadi menyampaikan bahwa kita perlu mengapresiasi langkah Satgas Covid 19 DPR RI saat ini. Imanuel berharap agar masyarakat menahan diri untuk membangun kritik yang bersifat politis ditengah situasi bencana nasional saat ini, namun harus mendorong agar kita fokus melakukan aksi nyata.
“Kita mengapresiasi langkah Satgas Covid DPR yang melakukan aksi nyata dalam menolong penderita Covid 19 dengan membagikan secara cuma-cuma APD ke berbagai rumah sakit, alat rapid test, masker dan obat herbal HerbaVid 19 yang sudah mengantongi Izin edar BPOM.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan inisiatif dari anggota satgas dan dana yang dikeluarkan dari kantong pribadi, tidak menggunakan anggaran lembaga. Ini seharusnya menjadi contoh bagi pejabat publik dan tokoh masyarakat lain untuk melakukan aksi nyata bergotong royong dalam membantu sesama dalam perang melawan Covid, bukannya menaruh “curiga” pada aksi nyata yang dilakukan atas nama kemanusiaan” tegas Imanuel.