JAKARTA, PILARNESIA.com — Satgas Lawan Covid-19 DPR RI menyerahkan bantuan berupa ratusan set alat pelindung diri (APD) ke Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Muchamad Nabil Haroen selaku Deputi Logistik Satgas Lawan Covid-19 DPR RI mengatakan bahwa berita puluhan tenaga medis RS Dokter Kariadi positif terpapar virus corona baru atau Covid-19 harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Pusat.
“Kami berterima kasih kepada jajaran tenaga medis RS Karyadi. Data yang kami terima, ada 34 pegawai RS Kariadi yang positif terinfeksi, sebagian besar dokter,” kata Muchamad Nabil Haroen, di Semarang, Minggu (19/4/2020).
Bantuan APD yang diserahkan Satgas Lawan Covid-19 DPR berupa 100 lembar baju hazmat, 100 unit kacamata google, dan 1.500 masker medis. Selain itu, Satgas Lawan Covid-19 DPR juga menyerahkan 50 unit alat rapid test dan 588 bungkus herbavid.
Di tengah situasi bencana nasional akibat pandemi virus corona, Nabil mengatakan, tenaga medis merupakan seorang pahlawan. Mereka, kata Nabil, bertaruh nyawa dalam menangani penyebaran virus corona di Indonedia.
“Kita telah melihat perjuangan dan pengabdian tenaga medis kita yang sangat mengharukan. Puluhan tenaga medis meninggal dalam tugas penanganan Covid-19. Banyak di antara mereka masih muda dengan kualifikasi keahlian yang tinggi,” ujar anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Nabil meminta masyarakat harus membantu tim medis dengan berkata jujur saat memeriksakan kesehatan mereka. Nabil memastikan bakal lebih banyak tenaga medis yang tumbang akibat Covid-19 apabila masyarakat masih tidak terbuka dengan kondisi kesehatan mereka daat berobat.
“Kita harus membantu tim medis, dengan jujur mengatakan kondisi tubuh kita. Jika memang sakit, atau ada gejala sakit, ungkapkan dengan jujur. Jika sebaliknya, akan banyak tenaga medis kita yang menjadi korban, karena salah informasi dari pasien,” jelas Nabil.
Direktur Utama RSUP Dokter Kariadi, Agus Suryanto mengatakan, keterbatasan APD memang menjadi tantangan setiap rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19.
“Memang APD ini hampir seluruh rumah sakit menjadi masalah, secara jumlah kurang,” ujar Agus.
Belajar dari puluhan dokter RS Kariadi yang terinfeksi virus corona, Agus menegaskan rumah sakitnya sudah tidak ada kompromi dalam penggunaan APD untuk tenaga medis.
Agus menambahkan, di area RS Kariadi yang masuk zona merah, tenaga medis harus menggunakan APD yang lengkap sesuai standar kesehatan. “Tidak ada kompromi. APD harus terstandar. Jadi betul-betul tidak bisa bermain-main,” jelasnya.
Bahkan, apabila tenaga medis merasa APB yang dikenakan tidak sesuai standar maka harus melapor ke manajemen dan menunda pelayanan kesehatan. Pemeriksaan standar APD disebut Agus dilaksanakan oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Kariadi.
“Apabila dipandang tidak standar maka tenaga medis kita harus melapor dan menunda pelayanan sampai APD diganti sesuai standar. APD ini kan dari berbagai macam sumber. Kualitasnya kita harus hati-hati ada yang terstandar dan tidak terstandar, sehingga sangat berisiko kalau di zona merah,” tegas Agus