JAKARTA, PILARNESIA.com — Anggota DPR RI Dapil Jakarta II Fraksi Gerindra Hj. Himmatul Aliyah, S.Sos.,M.Si menaruh perhatian pada para petugas medis dan juga tenaga pendukung. Menurutnya Selain paramedis di rumah sakit dengan risiko besar tertular karena mengurus pasien Covid-19 ada juga pekerja yang rawan tertular virus corona yaitu, pengurus pemulasaran jenazah, cleaning service di rumah sakit, supir ambulan dan penggali kubur. Mereka di garda yang kadang tidak terlihat tapi harus bekerja dengan resiko tinggi.
Apalagi banyak yang tidak bisa pulang pergi ke rumah bertemu keluarga karena banyak kasus yang ditangani. Bahkan sebelum wabah Covid 19 pun cleaning service di rumah sakit pekerjaan yang paling beresiko dengan sampah infeksi yang setiap hari mereka bersihkan dengan gaji paling minim, begitu pula petugas jenazah, ambulan dan penggali kubur sangat kecil gajinya.
Seharusnya selain paramedis yang dapat insentif maka perlu juga insentif diberikan kepada mereka ini yg juga beresiko tinggi terhadap penularan virus, ujarnya dalam rilis kepada PILARNESIA.com Minggu (19/4)
Ibu Himma sapaan akrabnya meminta kepada pihak pemerintah untuk memperhatikan nasib petugas tersebut dan memberikan bantuan khusus agar mereka mempunyai semangat dan keyakinan akan kondisi yang di hadapinya.
Politisi Gerindra ini juga meminta pemerintah menjamin ketersediaan fasilitas dan peralatan keamanan bagi mereka, demi menjaga kesinambungan keselamatan dalam melaksanakan tugas yang beresiko tersebut.
Menurutnya, Pemerintah harus segera mungkin untuk menyediakan insentif dan memetakan kebutuhan peralatan teknis yang dibutuhkan para petugas seperti pengurus pemulasaran jenazah, cleaning service di rumah sakit, supir ambulan dan penggali kubur dalam penanganan korban Virus Covid 19 ini. Terutama untuk korban wafat akibat covid-19 ketersediaan kantung dan peti jenazah harus siap tersedia.
Ibu Himma yang juga pemerhati pemakaman ini juga menambahkan masalah Tempat Pemakaman Umum perlu mendapat perhatian semua Pemerintah Daerah. Misalnya saja di dapilnya DKI Jakarta, Menurut data sebelum wabah Covid 19 yang dimiliki oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, pemakaman umum di Ibu Kota hanya tersedia lahan siap pakai seluas 31 hektar atau dapat menampung sekitar 6 ribu jenazah saja. Dengan mengantisipasi lahan untuk warga yang wafat baik yang akibat Covid 19 atau pun bukan karena wabah, tentu akan memudahkan proses pemakaman warga.
Semakin menipisnya, ketersediaan lahan makam tentu akan membuat masalah baru karena jumlah tanah tidak bisa bertambah namun jumlah manusia semakin banyak dan kematian itu sesuatu yg pasti akan terjadi baik ada atau tidak ada wabah apalagi ditambah dengan tingginya biaya pemakaman dan perawatan rumah masa depan, tutup Anggota Komisi X DPR RI ini.