JAKARTA, PILARNESIA.com — Belasan anggota DPR dan DPD RI dianugerahi Parlemen Awards 2020 oleh Teropong Senayan. Salah satu di antara mereka adalah wakil Provinsi Gorontalo yang bernaung di bawah bendera Partai Gerindra, Elnino Mohi, yang menyabet penghargaan dalam kategori “Inspiring Journey”.
Elnino tiga kali terpilih ke Senayan (2009, 2014, 2019) tanpa melakukan money politik, ongkos kampanye yang teramat kecil, bahkan tanpa mencetak banyak baliho kampanye. Di Pemilu terakhir, dia bahkan hampir tidak berkampanye sama sekali.
Ketika pertama kali melenggang ke Senayan, Elnino masuk DPD RI dengan hanya sekali kampanye pada tanggal 31 Maret 2009. Di kampanye yang dibiayai oleh para sahabatnya itu, hadir lebih dari lima ribu orang yang, uniknya, malah menyawer Elnino dengan uang recehan di kantongnya masing-masing sehingga terkumpul lebih dari Rp. 17 juta sebagai sumbangan untuk kampanyenya. Total biaya kampanyenya tak lebih dari Rp. 55 juta, sudah termasuk atribut kampanye yang dicetakkan oleh sahabat-sahabatnya.
Elnino sebelumnya adalah wartawan di Gorontalo. Dia bukan orang kaya, bukan keluarga pejabat, bukan elit, bukan pula tokoh besar. Kelebihannya adalah memiliki ribuan sahabat dekat yang tersebar di desa-desa.
Mengalahkan belasan tokoh elit di daerah pemilihannya itu dengan sokongan rakyat yang mengejutkan, Elnino duduk di Senayan dengan prinsip “tahu diri”. Selama menjadi anggota DPD RI, dia tidak tinggal di perumahan elit, tetapi di asrama mahasiswa Gorontalo yang ada di Jakarta selama dua tahun sebelum pindah ke kos-kosan sederhana di sekitar asrama.Berkiprah dengan dahsyat di DPD RI, Elnino secara rutin membuat buku Laporan Pertanggungjawaban kinerjanya yang diantarkan kepada puluhan ribu konstituennya, by name by address. LPJ itu menjawab pertanyaan tentang apa yang sudah dilakukan, apa yang berhasil, juga mengakui kegagalan-kegagalan yang dialaminya selama jadi senator.
Di Pemilu berikutnya, 2014, Elnino bergabung dengan Partai GERINDRA dan kembali mengejutkan publik Gorontalo ketika dia menyabet satu dari tiga kursi DPR RI yang tersedia dari Provinsi Gorontalo. Tak ada yang menyangka, GERINDRA yang bisa disebut sebagai “partai nol persen” di Gorontalo mendadak merebut satu kursi DPR RI, menyisihkan partai-partai besar dan caleg-caleg dengan nama besar yang sudah eksis sebelumnya. Uniknya, di Pemilu 2014 itu lagi-lagi Elnino tidak mencetak satu baliho pun untuk mengkampanyekan dirinya.
Dia kembali mencetak buku LPJ untuk diedarkan kepada rakyat, supaya rakyat tahu persis apa kerja dan prestasi wakilnya di DPR RI. Elnino ingin transparan kepada rakyatnya agar praktik demokrasi benar-benar sehat antara dia dan konstituennya.
Di Pemilu 2019, Elnino sempat diragukan akan bertahan ke Senayan, baik oleh elit-elit di Jakarta maupun para elit lokal di Gorontalo. Persaingan kali itu sangat berat, para kontestan ke DPR RI adalah para tokoh nasional dan juga konglomerat nasional asal Gorontalo. “Elnino akan habis kali ini,” prediksi para pengamat.
Namun, justru kali ini Elnino malah “menggila”. Masih dengan gayanya yang aneh, tanpa baliho, tanpa hingar-bingar, tanpa kegiatan kampanye, tanpa bagi-bagi uang, bahkan tak punya saksi di ratusan TPS, jumlah pemilih Elnino justru bertambah hampir dua kali lipat dari Pemilu sebelumnya.
Apa rahasia Elnino dalam perjalanan politiknya yang menggentarkan itu? “Menyerah saja sama Allah SWT. Takdir-takdir sudah Allah tentukan jauh sebelum kita berusaha. Kita ikuti saja tajdir-takdir itu, lalu melakukan usaha sebaik mungkin,” jawabnya.
Di Senayan, Elnino dikenal sebagai salah satu anggota yang vokal dalam rapat-rapat Komisi. Setelah lima tahun di Komisi 1 DPR, kini Elnino ditugaskan GERINDRA di Komisi 11 Bidang Keuangan dan Ekonomi Makro. Dia banyak melancarkan kritik terhadap menteri-menteri yang menjadi mitra kerja komisi. Gaya Elnino tidak meledak-ledak, tapi cara dia menyindir para menteri sangat halus, berbasis data, tajam dan mengiris, tanpa membuat orang yang dikritiknya tersinggung.